Muhammadiyah didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan (khatib mesjid Kesultanan Yogyakarta dengan gelar “Ketib Amin”) pada Hari Tarwiyah, Senin Legi, tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau tanggal 8 Besar/Rayagung Tahun Jimakir 1842, yang bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 Miladiyah.
Persyarikatan Muhammadiyah merupakan realisasi firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 104: “Hendaklah ada dari kalanganmu suatu kelompok” (waltakun minkum ummah) yang berfungsi ganda, yaitu “mengajak kepada kebaikan” (yad`uuna ila l-khair) sebagai fungsi eksternal, serta “memerintahkan yang ma`ruf dan mencegah yang mungkar” (ya’muruuna bi l-ma`ruuf wa yanhauna `ani l-munkar) sebagai fungsi internal.
Itulah sebabnya K.H. Ahmad Dahlan merumuskan dua butir tujuan Muhammadiyah:
(1) memadjoekan dan menggembirakan peladjaran dan pengadjaran agama Islam;
(2) memadjoekan dan menggembirakan hidoep sepandjang kemaoean agama Islam dalam kalangan sekoetoe-sekoetoenja.
Sesudah masa kemerdekaan, tujuan Muhammadiyah diformulasikan menjadi “menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
0 komentar:
Posting Komentar